Kenapa banyak manusia yang tidak terbiasa dengan kehilangan? Pasti butuh waktu untuk menyesuaikan diri, hidup tanpa sesuatu yang hilang tersebut. Kenapa masih ingin memiliki kalau tau suatu hari nanti akan hilang?
Belakangan ini, aku kehilangan banyak. Salah satunya, seseorang yang tadinya selalu ada. Seseorang yang tadinya terasa sempurna. Aku bahkan kehilangan pengelihatanku akan dia, aku tidak bisa melihat dia sempurna lagi. Aku pikir sosok yang tadinya sempurna itu sudah hilang, atau memang tidak pernah ada. Entah ilusi apa yang muncul di kepalaku waktu itu. Aku masih tidak percaya kalau orang itu tidak ada lagi. Ekspetasi, asumsi, dan harapan akan orang itu seperti kehilangan arah, lalu jatuh dan kesakitan.
Aku rasanya juga ingin hilang, beserta ingatan-ingatan akan dia. Tidak nyaman rasanya berada di tubuh ini, yang setiap detiknya selalu mencari dia. Aku tidak bisa menemukan dia lagi, yang ada hanya sosoknya yang lain, yang berbeda dan mengerikan. Sebelum aku sadar dia benar-benar hilang, aku melihat dia berubah mengerikan. Aku terlalu takut, maka aku lari dan bersembunyi. Aku berharap dengan lari dan bersembunyi dari dia, aku bisa benar-benar pergi. Aku berharap kakiku benar-benar membawaku pergi, bukan kembali mencari dia.
Bagaimana aku mendeskripsikan perasaan ini? Bukan kosong, justru sebaliknya, terlalu banyak. Sakit, sedih, kecewa, marah, bingung. Semua benar-benar muncul bersamaan. Masing-masing bertanya padaku, kenapa? aku juga tidak tau kenapa mereka harus muncul. Aku pikir kami baik-baik saja. Aku sibuk mencari salahku, untuk menjawab "kenapa?" tapi tidak berhasil. Tapi tidak ada yang bisa kusalahkan, jadi semuanya kembali kepadaku.
Kata orang, ini akan berakhir. Aku percaya itu, meskipun aku tidak yakin berapa lama. Tapi aku yakin aku bisa melewati ini. Nanti ketika aku sudah benar-benar pergi, aku akan mengingat hari ini, untuk tidak pernah kembali.
Belakangan ini, aku kehilangan banyak. Salah satunya, seseorang yang tadinya selalu ada. Seseorang yang tadinya terasa sempurna. Aku bahkan kehilangan pengelihatanku akan dia, aku tidak bisa melihat dia sempurna lagi. Aku pikir sosok yang tadinya sempurna itu sudah hilang, atau memang tidak pernah ada. Entah ilusi apa yang muncul di kepalaku waktu itu. Aku masih tidak percaya kalau orang itu tidak ada lagi. Ekspetasi, asumsi, dan harapan akan orang itu seperti kehilangan arah, lalu jatuh dan kesakitan.
Aku rasanya juga ingin hilang, beserta ingatan-ingatan akan dia. Tidak nyaman rasanya berada di tubuh ini, yang setiap detiknya selalu mencari dia. Aku tidak bisa menemukan dia lagi, yang ada hanya sosoknya yang lain, yang berbeda dan mengerikan. Sebelum aku sadar dia benar-benar hilang, aku melihat dia berubah mengerikan. Aku terlalu takut, maka aku lari dan bersembunyi. Aku berharap dengan lari dan bersembunyi dari dia, aku bisa benar-benar pergi. Aku berharap kakiku benar-benar membawaku pergi, bukan kembali mencari dia.
Bagaimana aku mendeskripsikan perasaan ini? Bukan kosong, justru sebaliknya, terlalu banyak. Sakit, sedih, kecewa, marah, bingung. Semua benar-benar muncul bersamaan. Masing-masing bertanya padaku, kenapa? aku juga tidak tau kenapa mereka harus muncul. Aku pikir kami baik-baik saja. Aku sibuk mencari salahku, untuk menjawab "kenapa?" tapi tidak berhasil. Tapi tidak ada yang bisa kusalahkan, jadi semuanya kembali kepadaku.
Kata orang, ini akan berakhir. Aku percaya itu, meskipun aku tidak yakin berapa lama. Tapi aku yakin aku bisa melewati ini. Nanti ketika aku sudah benar-benar pergi, aku akan mengingat hari ini, untuk tidak pernah kembali.
Comments
Post a Comment