Skip to main content

Cerita Tentang Aku dan Rumahku di Tengah Hutan.

Aku sedang merangkak, pelan-pelan, berusaha keluar dari tempat yang tadinya ku kira rumah. Aku salah, entah waktu itu aku buta atau kenapa. Rumah ini ada di tengah hutan. Aku tidak ingat kenapa aku bisa menemukan rumah ini. Rasanya waktu itu aku sedang melakukan perjalanan yang menyenangkan dan tiba-tiba menemukan rumah yang langsung membuatku jatuh cinta.

Awalnya aku melihat tempat ini sebagai rumah yang nyaman, tempat aku bisa bersenang-senang dan beristirahat. Aku menjaga rumah ini baik-baik. Berusaha memperbaiki atapnya yang bocor, jendelanya yang retak, pagarnya yang rusak. Banyak hal-hal kecil yang sering rusak, tapi itu tidak terlalu menggangguku. Yang sedikit mengganggu adalah rumah ini selalu rusak. Aku pikir itu semua hanya kerusakan-kerusakan kecil yang bisa ku perbaiki. Ternyata aku salah. Kamu tau? ini bukan rumah yang nyaman. Tiba-tiba aku bisa melihat rumah ini secara keseluruhan, dan rumah ini bobrok, bekas ditinggal pemiliknya yang dulu. Bahkan barang-barang pemilik yang dulu masih ada, tidak bisa dibuang karena di sinilah tempat barang itu seharusnya. Di rumah yang bobrok ini.

Aku seperti tidak mengenali rumah ini lagi. Rumah yang tadinya indah dan nyaman, ternyata hanya rumah yang ditinggal rusak oleh pemiliknya. Aku tidak tau harus melakukan apa untuk memperbaiki rumah ini. Berkali-kali aku memutuskan untuk meninggalkan rumah ini, tapi ternyata rumah ini terlalu jauh di dalam hutan. Aku tidak ingat melewati hutan ini waktu pertama kali menemukan rumah ini. Aku baru sadar hutan ini sangat mengerikan, gelap, dan banyak pohon-pohon yang berduri. Kadang aku takut melewati hutan yang gelap, kadang aku takut tersesat, kadang aku kelelahan mencari jalan keluar, jadi aku memutuskan kembali ke rumah ini untuk beristirahat. Meskipun rumah ini rusak dan banyak barang usang pemiliknya, rumah ini tetap sedikit nyaman untuk ditinggali. Aku masih bisa beristirahat di sini, kadang juga bersenang-senang. Ah, aku tadinya memutuskan untuk mencoba tinggal di rumah ini lagi dan berusaha memperbaikinya. Mungkin sebelumnya aku hanya kurang berusaha, iya kan?

Waktu itu aku tinggal lagi di rumah ini. Berusaha memperbaiki setiap kerusakannya, yang rasanya makin parah. Aku melakukan hal yang menurutku benar, tapi entah kenapa rumah ini seperti menolak aku. Dia menolak aku perbaiki, rumah ini nyaris meledak ketika ku paksa perbaiki. Aku terdiam. Berusaha memikirkan dimana letak kesalahanku? Aku pikir aku sedang melakukan hal yang benar, tapi kenapa rumah ini semakin rusak. Malam itu aku yakin, aku harus keluar dari rumah ini, keluar dari hutan yang gelap dan mengerikan, menuju kota, dan mencari rumah lain.

Aku memandang rumah ini meledak untuk yang terakhir kalinya, sebelum akhirnya aku memutuskan untuk berjalan ke dalam hutan, mencari jalan menuju kota. Sudah satu malam aku berjalan, dan tidak kembali ke rumah ini---- ah, harusnya aku daritadi menyebutnya "rumah itu" ya? Ya, aku sudah satu malam berjalan di hutan, meninggalkan rumah itu. Ketakutan, sedih, kecewa. Aku pikir selama ini aku sia-sia, aku tidak mengerti kenapa rumah itu terlihat dan terasa sangat nyaman awalnya. Aku bingung kenapa rumah itu sekarang sangat hancur. Aku pikir itu rumah yang sempurna untukku.

Baru satu malam, aku sudah merangkak di hutan. Lapar, haus, lelah, dan terluka oleh banyaknya duri yang tumbuh di hutan ini. Aku rindu kasurku yang nyaman di rumah itu. Entah kasur itu masih ada atau tidak. Aku berusaha tidak memikirkan rumah itu lagi, takut kakiku salah arah malah melangkah kembali ke sana. Aku harus bertahan hidup di hutan ini untuk sementara waktu. Mungkin makan tumbuhan liar dan minum air sungai? Ah atau aku juga harus belajar membuat api dari ranting pohon ya? Aku takut ada binatang buas yang menyerang. Membayangkan harus melewati hutan ini, entah berapa lama, aku sudah hampir menyerah. Tapi, aku tidak bisa tinggal di rumah itu selamanya kan? Rumah itu sudah tidak layak tinggal, dan bukan aku yang bisa memperbaikinya. Aku harus cari rumah lain, setelah berhasil keluar dari hutan ini. Iya kan?




Comments

Popular posts from this blog

Day xx of Quarantine.

Aku sangat setuju kalau setiap hal itu punya dua sisi. Sisi negatif dan Positif. Yin dan Yang. Menurut aku hidup itu Yin dan Yang. Selalu ada sedikit hal positif dalam sesuatu, yang mungkin sangat-sangat negatif. Begitu juga sebaliknya, akan ada selalu titik negatif, dalam hal-hal yang sangat positif. Aku bisa kasih contoh, misalnya kasus kejahatan teroris, ini sangat ekstrim sih. Kalau kita mendengar tentang teroris pasti tanggapan mu langsung negatif. Bukan berarti aku membenarkan tindakan teroris ya, tapi aku bisa memaksakan untuk mencari sesuatu yang positif dalam terorisme, sesuatu yang sangat sangat negatif bagi hampir semua orang termasuk aku. Aku bilang hampir semua orang, karena pasti menurut teroris itu sendiri, ini bukan hal yang negatif kan? Menurut ku, orang yang melakukan tindakan terorisme adalah orang yang egois dan tidak punya hati, atau mungkin mereka tidak punya otak juga. Aku bisa bilang kalau terorisme bisa mengurangi jumlah penduduk yang membludak. Terorisme jug

Aku, Kamu, dan Orang-orang.

Kamu tau gak, kenapa aku suka mabuk? Tolong jangan bayangkan club-club dengan lampu-lampu disko dan pakaian seksi dulu. Aku mabuk di kamar, sendiri. Abang ku bingung waktu tau aku beli alkohol buat diminum sendiri di kamar, menurut dia aneh, tapi aku tetap suka. Kenapa? Mabuk itu seperti menyatukan pikiran mu, dan menemukan jalan keluar yang baik. Ah kamu bingung ya? Jadi, kalau aku sadar, aku hampir sebal dengan semua hal. Banyak hal yang ku proses dengan negatif tanpa mempertimbangkan sisi positif. Otak ku rasanya buntu, aku rasanya lelah dan marah. Kalau aku mabuk, sisi negatif otak ku seperti mau bekerja sama dengan sisi positifnya, menghasilkan pikiran-pikiran yang lebih baik, bahkan untuk bekerja. Aku pernah hampir membeli flask hip (kalau kamu gak tau ini apa, tolong googling), dan membawa alkohol kemana pun aku pergi, dan menegaknya waktu aku merasa terlalu nervous. Untungnya aku sadar itu akan membuat aku menjadi seorang alkoholik parah, meskipun mungkin sedikit berguna. Tapi