Skip to main content

Aku, Kamu, dan Orang-orang.

Kamu tau gak, kenapa aku suka mabuk? Tolong jangan bayangkan club-club dengan lampu-lampu disko dan pakaian seksi dulu. Aku mabuk di kamar, sendiri. Abang ku bingung waktu tau aku beli alkohol buat diminum sendiri di kamar, menurut dia aneh, tapi aku tetap suka. Kenapa? Mabuk itu seperti menyatukan pikiran mu, dan menemukan jalan keluar yang baik. Ah kamu bingung ya? Jadi, kalau aku sadar, aku hampir sebal dengan semua hal. Banyak hal yang ku proses dengan negatif tanpa mempertimbangkan sisi positif. Otak ku rasanya buntu, aku rasanya lelah dan marah. Kalau aku mabuk, sisi negatif otak ku seperti mau bekerja sama dengan sisi positifnya, menghasilkan pikiran-pikiran yang lebih baik, bahkan untuk bekerja. Aku pernah hampir membeli flask hip (kalau kamu gak tau ini apa, tolong googling), dan membawa alkohol kemana pun aku pergi, dan menegaknya waktu aku merasa terlalu nervous. Untungnya aku sadar itu akan membuat aku menjadi seorang alkoholik parah, meskipun mungkin sedikit berguna. Tapi aku tidak jadi membeli flask hip agar aku bisa minum dimana pun. Aku memutuskan untuk mengembangkan diri ku agar tidak mudah nervous.
Aku tau alkohol haram untuk kelompok-kelompok tertentu, dan aku mengharagai itu. Sayangnya, menurut ku yang aku lihat masih banyak orang yang kurang menghargai satu sama lain. Kelompok satu mengadakan aksi protes karena kelompok yang lain melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran mereka, begitu juga sebaliknya. Aku pusing melihatnya. Kamu tau gak sih, ada berapa jumlah manusia di bumi? Jujur aku gak tau, dan aku gak akan googling. Menurut ku ada sekitar miliaran manusia di bumi. Miliaran itu banyak sekali loh. Bagi kita orang indonesia, yang mata uangnya adalah rupiah, satu miliar itu kayak uang kaget! Bisa buat banyak hal. Padahal satu rupiah udah gak dihargain sama sekali. Maksud ku adalah, satu miliar itu banyak sekali! Bagimana dengan penduduk bumi? Bermiliar-miliar orang, dan aku berani jamin dari jumlah segitu banyak GAK AKAN ADA manusia yang sama persis 100%. Intinya, manusia itu berbeda-beda dan unik. Kalian gak bisa kalau mengharapkan semua orang setuju sama kalian. dan caranya untuk hidup rukun berdampingan adalah saling menghargai. Please, gak usah memaksakan kehendak. Selama mereka punya maksud yang baik, ya sudah. Biarkan mereka melakukan hal yang menurut mereka baik, selama gak menyakiti kalian. Kalau memang mereka berniat jahat, itu beda cerita. Tapi sekarang aku lihat banyak orang yang mencampuri urusan orang, padahal niat orang tersebut baik. Tolong deh. Bermiliar-miliar orang gak akan semuanya bisa paham maksud kamu, atau bahkan nurut sama kemauan mu. Pasti ada orang yang gak setuju, dan ya sudah. Biarkan mereka berlaku sesuai kepercayaan mereka, selama mereka tidak menyakiti siapa pun. 

Susah jadi manusia, terlalu banyak dan semua berbeda. Dan manusia itu egois pada dasarnya. Tolong lah, berbuat baik. Jangan mencari keributan. Itu sudah cukup. Kalau tidak suka dan tidak setuju dengan sesuatu, ya sudah. Tinggalkan. Gak perlu repot agar mereka setuju dengan kalian. Buang-buang waktu dan menciptakan perepecahan, dan kalian jadi orang jahat. Berusahalah baik, kepada siapa pun itu. Sesekali jahat gak apa-apa, namanya manusia. Aku bukan sok suci dan bilang kalau aku gak pernah jahat sama orang ya. Tentunya aku pernah melakukan sesuatu yang menyakiti hati orang lain, sering. Tapi sebisa mungkin, selama kamu sadar dan bisa mengontrol, tolong jangan punya itensi untuk menyakiti hati orang lain.
Contoh sederhana menurut ku adalah, di media sosial. Di media sosial kita bertemu banyak sekali orang, mungkin lebih banyak daripada di dunia nyata. Aku setuju kalau memang ada beberapa orang yang terlihat aneh buat kita, karena kita tidak biasa melihat dia sehari-hari. Tapi banyak orang yang dengan mudahnya memberikan komentar buruk, sehingga orang lain membaca dan sakit hati. Maksudku, kenapa itu gak bisa ditahan di dalam pikiran saja? Kenapa harus sampai terucap dan menyakiti hati orang lain? Apa untungnya buat kita? Kecuali kalau memang orang itu melakukan sesuatu yang jahat dan memang pantas mendapatkan sanksi sosial. Kamu mengerti kan maksud ku?

Comments

Popular posts from this blog

Day xx of Quarantine.

Aku sangat setuju kalau setiap hal itu punya dua sisi. Sisi negatif dan Positif. Yin dan Yang. Menurut aku hidup itu Yin dan Yang. Selalu ada sedikit hal positif dalam sesuatu, yang mungkin sangat-sangat negatif. Begitu juga sebaliknya, akan ada selalu titik negatif, dalam hal-hal yang sangat positif. Aku bisa kasih contoh, misalnya kasus kejahatan teroris, ini sangat ekstrim sih. Kalau kita mendengar tentang teroris pasti tanggapan mu langsung negatif. Bukan berarti aku membenarkan tindakan teroris ya, tapi aku bisa memaksakan untuk mencari sesuatu yang positif dalam terorisme, sesuatu yang sangat sangat negatif bagi hampir semua orang termasuk aku. Aku bilang hampir semua orang, karena pasti menurut teroris itu sendiri, ini bukan hal yang negatif kan? Menurut ku, orang yang melakukan tindakan terorisme adalah orang yang egois dan tidak punya hati, atau mungkin mereka tidak punya otak juga. Aku bisa bilang kalau terorisme bisa mengurangi jumlah penduduk yang membludak. Terorisme jug

Cerita Tentang Aku dan Rumahku di Tengah Hutan.

Aku sedang merangkak, pelan-pelan, berusaha keluar dari tempat yang tadinya ku kira rumah. Aku salah, entah waktu itu aku buta atau kenapa. Rumah ini ada di tengah hutan. Aku tidak ingat kenapa aku bisa menemukan rumah ini. Rasanya waktu itu aku sedang melakukan perjalanan yang menyenangkan dan tiba-tiba menemukan rumah yang langsung membuatku jatuh cinta. Awalnya aku melihat tempat ini sebagai rumah yang nyaman, tempat aku bisa bersenang-senang dan beristirahat. Aku menjaga rumah ini baik-baik. Berusaha memperbaiki atapnya yang bocor, jendelanya yang retak, pagarnya yang rusak. Banyak hal-hal kecil yang sering rusak, tapi itu tidak terlalu menggangguku. Yang sedikit mengganggu adalah rumah ini selalu rusak. Aku pikir itu semua hanya kerusakan-kerusakan kecil yang bisa ku perbaiki. Ternyata aku salah. Kamu tau? ini bukan rumah yang nyaman. Tiba-tiba aku bisa melihat rumah ini secara keseluruhan, dan rumah ini bobrok, bekas ditinggal pemiliknya yang dulu. Bahkan barang-barang pemilik