Siang ini dingin. Jendelaku terbuka lebar, dan angin masuk sejuk sekali. Siang ini hujan, tidak panas seperti biasanya. Siang ini bukan siang yang biasanya. Biasanya setiap siang aku masih mikirin kamu. Tanpa sadar aku menunggu kamu menghubungi aku, aku mau lihat usaha kamu. Sayangnya, aku terlalu berharap. Kamu akhirnya gak pernah muncul buat kasih aku kabar. Aku selalu pikir kamu lagi sibuk, dan tanpa sadar jadinya nungguin kamu. Pura-pura sibuk, berusaha mendistraksi pikiranku, tapi padahal isi kepalaku hanya kamu. Ku lempar HPku jauh-jauh, lalu lima menit kemudian aku cari-cari alasan lagi untuk melihat HPku. Aku bahkan uninstall satu-satunya aplikasi yang menghubungkan kita, tapi tidak pernah bertahan lebih dari satu jam. Aku pikir aku berhasil melupakan kamu, aku pikir aku baik-baik saja. Padahal nyatanya, aku hanya menghabiskan waktu menunggu kamu, dan ternyata aku gak pernah berhenti berharap! Siang ini berbeda. Satu drama korea yang lagi hits dan baru saja tamat mengajarka
Aku masih tersesat di tengah hutan yang gelap dan mengerikan. Aku lelah. Entah berapa kali aku berpikir untuk kembali ke rumah yang sudah rusak di dalam hutan ini, tapi aku ingat rumah itu sudah rusak. Aku pelan-pelan berusaha mengalihkan pikiran ku dari rumah itu. Aku belajar cara bertahan hidup. Berburu, membuat api, menangkap ikan di sungai, membuat bivak untuk berisitahat. Melelahkan, tapi setidaknya aku belajar sesuatu. Badang ku penuh luka, sakit dimana-mana, tapi semakin hari aku merasa lebih baik. Aku sempat berpikir, apakah dengan aku yang sekarang, aku mampu memperbaiki rumah itu? Aku sudah lebih tangkas sekarang. Tapi aku juga sudah lupa jalan ke rumah itu. Rumah itu sudah terlalu jauh di dalam hutan, jauh dari jangkauanku. Kadang aku melihat cahaya di hutan yang gelap ini. Aku pikir itu jalan keluar. Sayangnya bukan. Aku masih harus di hutan ini, bertahan hidup, membayangkan rumah ku yang berikutnya, yang ku harap lebih nyaman dan tidak mudah rusak.